Oleh: M. Syadid, Lc., M.H, Sekretaris DPW PKS Jawa Timur
Bagi para pengurus baru DPTD (Dewan Pimpinan Tingkat Daerah) PKS se-Jawa Timur periode 2025–2030, momentum Musyawarah Daerah (MUSDA) VI ini adalah saat yang tepat untuk mengkaji ulang cara kita berkomunikasi dan bergerak. Kita harus mengakui bahwa lanskap politik hari ini jauh berbeda. Politik tidak lagi hanya tentang orasi di panggung atau pertemuan formal, melainkan telah menjadi sebuah ekosistem digital yang dinamis, di mana setiap suara berpotensi memengaruhi.
Masyarakat modern bukanlah audiens pasif. Komunikasi politik kini berlangsung dua arah. Kita tidak bisa lagi hanya menyebarkan pesan dari atas ke bawah, sebab masyarakat juga berperan aktif dalam menciptakan dan membagikan narasi. Kondisi ini sering kali memicu apa yang disebut infodemi—penyebaran informasi masif, baik fakta maupun hoaks, yang dapat merusak kepercayaan publik. Maka, tugas pertama kita sebagai pengurus adalah mengubah cara pandang: dari sekadar penyampai pesan menjadi fasilitator dialog.
Menguasai Jaringan dan Emosi Publik
Untuk menghadapi tantangan ini, strategi kita harus berpusat pada basis massa dan akar rumput. Jangan hanya mengandalkan figur publik di tingkat pusat, sebab kekuatan PKS sesungguhnya ada pada kehadiran kader di tengah masyarakat.
Setiap pengurus daerah harus mampu menjadi Mavens (pakar) dan Connectors (penghubung) di wilayahnya. Artinya, kader dan pengurus wajib menjadi sumber informasi terpercaya serta memiliki jaringan sosial yang kuat untuk menghubungkan berbagai lapisan masyarakat. Dengan begitu, kita bisa melawan hoaks sekaligus membangun jembatan komunikasi yang kokoh.
Selain itu, kita perlu menguasai seni memengaruhi emosi publik. Teori Emotional Contagion mengajarkan bahwa emosi menular. Maka, pengurus PKS harus menjadi agen penularan emosi positif. Di tengah ketidakpastian dan ketakutan, kehadiran kita yang penuh empati, optimisme, dan semangat akan menularkan sentimen serupa kepada masyarakat. Pilihan kata, nada suara, dan bahkan ekspresi wajah memiliki dampak besar.
Pesan yang kita sampaikan harus memiliki Stickiness Factor: mudah diingat, menyentuh hati, dan relevan dengan persoalan sehari-hari. Dan jangan lupa pesan penting dari Ketua Majelis Syura PKS: PKS harus terus menjadi partai Rahmatan lil ‘Alamin, partai yang mengayomi, melayani, dan memberikan pelayanan publik untuk seluruh umat.
Mencapai Kemenangan Melalui Aksi Nyata
Kemenangan politik tidak datang kebetulan, tetapi merupakan hasil dari proses yang terencana. Kita bisa menciptakan momentum kemenangan dengan mencapai The Tipping Point, saat dukungan masyarakat terhadap PKS menyebar secara eksponensial. Ini hanya bisa dicapai melalui The Law of the Few dan Kekuatan Konteks.
Artinya, kita harus menjadi motor penggerak aksi nyata di tengah masyarakat. Setiap kegiatan kemanusiaan, advokasi kebijakan, dan bantuan yang kita berikan harus menjadi bukti bahwa PKS peduli.
Setiap kader harus menjadi digital salesman yang kreatif mengemas dan menyebarkan cerita-cerita keberhasilan PKS di media sosial. Ketika masyarakat melihat PKS konsisten hadir dan memberi solusi, kepercayaan akan tumbuh. Dari situ, narasi publik berubah, titik kritis tercapai, dan PKS dapat memenangkan hati serta pikiran masyarakat Jawa Timur.
Pengukuhan DPTD: The Right Man on the Right Place
Penunjukan pengurus baru DPTD se-Jawa Timur bukanlah proses seremonial belaka. Ini adalah hasil penjaringan dan penyaringan yang ketat, yang menegaskan prinsip the right man on the right place.
Delapan pimpinan DPTD yang dilantik serentak oleh Ketua DPW PKS Jawa Timur, H. Bagus Prasetia Lelana, bukanlah sosok instan. Mereka adalah kader terbaik di daerahnya, telah melalui serangkaian seleksi mulai dari penilaian internal di Unit Pembinaan Anggota (UPA), rekomendasi pembimbing, hingga persetujuan Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW).
Seluruh mekanisme itu kemudian diserahkan kepada Presiden PKS dan ditandatangani oleh Presiden serta Sekjen DPP PKS, sehingga memastikan bahwa pengurus terpilih memiliki rekam jejak, kapasitas, dan integritas yang teruji.
Ini adalah bukti komitmen PKS untuk menempatkan pemimpin yang paling relevan dan cakap di “medan tempur” komunikasi politik modern. Dengan menempatkan pemimpin yang tepat di tengah dinamika sosial yang riuh, kita siap menghadapi tantangan komunikasi, mengubah narasi, serta meraih simpati masyarakat dengan cara yang efektif dan terstruktur.{}