Tak ada yang tidak kenal dengan Imam Syafii rahimahullah. Keilmuan yang luas dan kebijaksanaan sikapnya selalu bisa dijadikan pelajaran hidup, termasuk dalam berbangsa dan bernegara.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufri saat menghadiri forum silaturahim dengan para kiai dan habaib di Kediri, Kamis 18 Januari 2024.
Imam Syafii, ia menyampaikan, pernah memberi pelajaran tentang bagaimana mengelola perbedaan. Menurutnya, ini sangat cocok jika diterapkan di Indonesia, negeri yang punya 16.771 pulau dan memiliki sekitar 1.300an suku.
Ia bercerita, saat Imam Syafii memasuki Mesir, sebagaimana para ulama, ia juga mengajarkan keilmuannya ke berbagai majelis.
Suatu saat, ketika Imam Syafii menyampaikan salah satu ulasannya, ada salah satu muridnya yang bernama Yunus bin Abdil A’la di majelis itu yang tiba-tiba berdiri dengan kesal dan meninggalkan majelis, sebagai tanda ia tidak setuju dengan pendapat Imam Syafii.
“Malam harinya Imam Syafii datang ke rumah muridnya itu. Ia mengetok pintu. ‘Siapa?’ tanya Yunus.'”
“Muhammad bin Idris,’ kata Imam Syafii. Muridnya bingung karena merasa tidak kenal dengan nama yang disebut,” kata pria yang pernah menjadi Menteri Sosial RI itu.
Dalam kesempatan bertemu dengan muridnya yang berselisih itu, Habib Salim bercerita, ada ucapan Imam Syafii yang patut dan layak dijadikan contoh.
“Wahai Yunus, ratusan masalah kita tidak berselisih. Apakah hanya satu hal yang tidak sependapat membuat kita berselisih? Wahai Yunus, jembatan yang kita bangun dan lewati, jangan dihancurkan. Boleh jadi suatu saat, kita kembali melewatinya,” katanya.
Menurutnya, sikap Imam Syafii dalam menyikapi perbedaan inilah yang harus dicontoh dan diteladani. “Bahasa ini bisa kita gunakan ke semua tokoh-tokoh negeri ini, apapun agamanya, apapun suku dan bahasanya,” tegasnya.
Karena menurutnya, meski ada yang berbeda, masih banyak kesamaan yang menyatukan, antara lain bhinneka tunggal ika, Pancasila, NKRI, UUD 45 dan seterusnya.
“Ini yang menyatukan dan menguatkan NKRI. Sudah ada banyak pihak yang ingin memecahbelah bangsa kita dan tidak berhasil. Meski demikian tetap harus kita waspadai selalu pihak-pihak yang tidak ingin Indonesia damai itu,” kata Habib Salim.
Dalam kunjungannya ke Jawa Timur, Habib Salim ditemani oleh Wakil Ketua BPW Jatijaya DPP PKS Amin Ak, Ketua dan Sekretaris DPW PKS Jawa Timur Irwan Setiawan dan Ahmadi, juga pengurus DPD PKS yang dikunjungi.
“Kedatangan Habib Salim ini kami berharap bisa bersambung rasa dengan para kiai dan habaib di Jawa Timur. In syaa Allah kami akan melakukan sinergi keummatan dan kebangsaan,” kata Irwan. {}