SURABAYA- Ternyata, kata ‘SANTRI’ mengandung makna yang dalam. Hal itu dijelaskan oleh Sholihan, Pemenang Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) PKS 2022. Hal itu disampaikan saat Podkaes PKS Jatim tentang Hari Santri Nasional.
Sholihan, adalah pemenang juara 1 Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) ke 5 tahun 2021 yang digelar PKS yang mewakili PKS Jawa Timur.
Menurutnya, dengan memahami berbagai makna yang terkandung di dalamnya, seorang santri akan lebih mudah memahami apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kesempatan itu, Sholihan menyampaikan bahwa kata ‘santri’ jika ditulis dengan tulisan arab, terdiri dari beberapa huruf, yaitu س : sin, ت : ta, ر : ro, dan ي : ya.
“Huruf sin singkatan dari sabbaabul khoir yang artinya pelopor kebaikan. Jadi, santri itu tidak hanya ngaji. Ia harus jadi agen kebaikan di masyarakat,” jelasnya.
Santri, ia menjelaskan seharusnya menjadi teladan berbagai kebaikan di masyarakat dan menjadi solusi dari segala permasalahan yang ada.
Huruf ta, Sholihan melanjutkan, merupakan kepanjangan dari kata naiubul anil ulama. Ada kewajiban menjadi pengganti ulama.
Ia kemudian menganalogikan dengan salah satu kaidah di ilmu bahasa Arab yang disebut mudhof-mudhof ilihi.
“Misalnya ada kata ‘as alil qoryah’ yang artinya tanyalah pada desa. Ini kan tidak ada maknanya, masak diminta tanya pada desa? Ada kata yang hilang. Seharusnya ‘as al ahlal qoryah’ yang artinya tanyalah penduduk desa,” katanya.
Sholihan menjelaskan kata ‘desa’ itu sudah menjelaskan dan menggantikan kata ‘penduduk’ yang hilang. Tanpa ada kata ‘penduduk’ pun orang yang diajak bicara akan paham.
“Sebagai manusia biasa, ulama, kiai dan guru-guru kita punya batasan usia. Santri harus selalu siap menggantikan posisi ulama sewaktu-waktu,” jelasnya.
Huruf selanjutnya adalah ‘ta’ dari kata taariqul maasiy, yang artinya meninggalkan maksiyat. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus untuk para santri.
“Santri harus punya spiritual tinggi, sehingga bisa terus mensucikan dirinya,” katanya.
Huruf berikutnya adalah ‘ro’, kependekan dari kata ridho. “Santri harus dapat ridho dari orang tuanya, guru dan tentu saja Tuhannya,” katanya tegas.
Huruf yang terakhir adalah ‘ya’ yang berarti yakin. “Segala sesuatunya butuh keyakinan. Ini sangat dibutuhkan untuk santri,” katanya. {}